♥credit : xkcd
Ibu A : " Jangan pernah takut untuk melahirkan anak, semua itu akan menyenangkan"
Ibu B : " Makin banyak anak, makin menyenangkan dan banyak rezeki "
Ibu C : " Ga usah pusing soal bagaimana perkembangan anak dulu, buat dulu, baru nanti dipikirkan"
Ibu D : " Pokoknya punya anak dolo, nanti elo juga bisa dhe cara menjadi seorang ibu dhe"
Keempat ibu diatas merupakan beberapa contoh dari ibu petarung yang siap bertarung di medan perang dengan modal sarung dan karung. KoQ mesti sarung dan karung? hehehe, sarung buat dijadikan pakaian di awal menjalani hidup alias memberi perlindungan,perhatian dan kehangatan dan kalo karung digunakan pada akhir perjuangan ketika ga mampu akan kepahitan hidup tinggal di karungi aza.
Bagiku konyol sekali, bagi para wanita dan pria melahirkan buah hati tanpa perencanaan yang matang. Buat apa buru² punya momongan tapi ga bisa berhasil merawat dan mendidiknya menjadi manusia yang "siap pakai" di masyarakat?Jangan pernah menganggap "masalah melahirkan dan mendidik anak itu sebuah hal yang gampang krn seorang ibu/ayah punya naluri orangtua". Banyak sekali daku melihat orang tua yang gagal menjadi orang tua, dengan kata lain mereka hanya orang yg tua karena usia dan sok dewasa. Salah satu yang bisa dijadikan panutan "papa n mamaku", menurutku mereka tidak bisa dikatakan orangtua yang baik. Papa tidak bisa menjadi Ayah di tengah² keluarga ini dan menjadi suami yang baik sedangkan mama tidak bisa menjadi seorang yang ibu yang mengerti anak²nya dan menjadi istri yang baik buat papa. Papa sibuk dengan keegoisan dirinya , mama sibuk mencari uang demi harga diri dan menghidupi anak²nya shg tidak memikirkan bagaimana perasaan anak²nya. Dari sinilah aku mulai melakukan riset pelan² mengenai bagaimana sih sebenarnya sebuah keluarga dikatakan bener² sebuah keluarga? Dimulai dari keluarga baruku (dari Koong)
Gue bener² belajar banyak hal dari keluarga ini, meskipun mereka hidup sederhana tapi mereka bahagia,kok bisa?bukan karena gaya hidup sederhananya yang menjamin mereka bahagia, tapi di balik itu. Rasa saling menghargai antara Ayah-ibu-anak. Kepercayaan yang diberikan ortu kepada anak shg anak merasa nyaman dan kemudian anak memberikan yang terbaik buat ortunya dan dirinya sendiri.Tidak seperti keluargaku saat ini, rasa menghargai sangat minim,apalagi soal kepercayaan...rasanya sungguh menyedihkan bila di ungkapkan. Tentu saja di balik rasa saling menghargai dan kepercayaan dibutuhkan dukung materi/ekonomi yang matang. Jikalau orang mengatakan,"lahirkan aza dulu..nanti rezeki datang sendiri", ini pepatah zaman sebelum ada program KB - banyak anak banyak rezeki -. Kadang aku pikir, bagaimana bisa???Elo mau melahirkan aza butuh dana buat melahirkan dan memulihkan keadaan badan ibu tsb. Trus, Susu bayimu piye? Bisa di ganti getu ama air cucian beras?ato air gula saja? Lalu kalo bayimu sakit, elo pake uang pas²an ke puskesmas?Sekolahkan di sekolah asal²an yang penting bisa menulis dan membaca uda cukup?Nehi²,No²,Tidak².....Semua butuh Duit oiii! Bagaimana bisa sebuah bunga/pohon bisa menghasilkan hasil yang baik jika tidak di berikan "pupuk" yang baik?
Hari ini gue sangat kecewa dengan Little-J, soalnya dirimu memberikan aku sebuah tugas (yang dimana itu tidak memberikan aku keuntungan apapun), tapi hari ini kau akhiri dengan adegan ending yang sangat buruk. Kau buat aku seperti seorang maling ayam yang ketangkap. But, dari sinilah gue mendapat sebuah pelajaran hidup.. "Ga usah repot² mikirin orang lain, mikir aza diri loe sendiri". Dan buat Little-J, "lebih bertanggungjawablah dengan apa yang sudah kamu mulai, akhirilah semuanya dengan kebijaksanaan yang tidak merugikan seorangpun"
♥ x.o.x.o ♥
♥11
0 komentar:
Posting Komentar